Thursday, March 27, 2008

Keladi Tikus Atasi Kanker Payudara

Orang banyak mengenal keladi sebagai umbi talas yang bisa menjadi salah satu bahan untuk makanan. Jenisnya pun berbeda-beda. Di Papua, talas menjadi bahan makanan pokok. Namun, keladi tikus berbeda lagi dari yang biasa. Keladi tikus lebih banyak dijadikan bahan untuk obat tradisional.
Keladi tikus (typhonium divaricatum (L.) Dence) mulai banyak dan semakin dikenal sebagai bahan untuk obat pembasmi kanker payudara. Di sebut keladi tikus karena ukurannya kecil daripada keladi biasa. Terna menahun ini berukuran tinggi 10 sampai 45 centimeter. Bagian yang lebih mirip binatang tikus adalah mahkota bunganya yang berwarna putih, berbentuk panjang kecil, mirip ekor tikus.
Tanaman berbatang basah ini banyak tumbuh di tempat terbuka pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Daun tunggalnya muncul dari umbi. Bentuk daunnya bulat dengan ujung meruncing berbentuk jantung. Warnanya hijau segar.
Umbi keladi tikus ini berbentuk bulat rata sebesar buah pala. Bagian dalam maupun luar umbi berwarna putih. Untuk perkembangbiakannya, bisa menggunakan umbinya atau anakan yang tumbuh dari umbi tersebut.
Pada musim kemarau, batangnya menghilang. Sedangkan pada musim hujan, tumbuhan ini muncul lagi di atas permukaan tanah dari umbi yang terpendam di dalam tanah.
Menurut Potopoy Pasau yang banyak menggunakan keladi tikus sebagai obat tradisional, tanaman ini tak berdaun di musim panas seperti sekarang ini. Karena itu, ia merasa kesulitan menemukannya. Ia mengaku, untuk obat tradisional, ia tak mengembangbiakan sendiri, melainkan mencari di tempat-tempat tumbuhnya keladi tikus ini.
''Keladi tikus lebih banyak digunakan untuk pengobatan kanker, khususnya kanker payudara.
Bagian yang digunakan adalah seluruh tanamannya, baik daun, hingga ke umbinya. Semuanya digerus dan ditambah air sedikit. Air saringannya itu yang diminum rutin,'' ujar Patopoy. Tanaman ini terasa hangat, asam, dan beracun. Keladi tikus berkhasiat sebagai antiradang, antipembengkakan, dan dapat membekukan darah atau mengurangi pendarahan. Karena mengandung racun, keladi tikus bisa menimbulkan gatal pada tenggorokan, mulut, dan kulit.
Untuk mengatasi racun tersebut, perlu perlakuan khusus seperti mencucinya dalam air mengalir. Selain itu, bisa juga ditambahkan madu untuk menghilangkan gatal di mulut.
Keladi yang punya nama laoshu yu (Tionghoa) itu ternyata sudah banyak digunakan dan dibuat dalam obat paten. Obat itu dibentuk dalam tablet. Hanya saja, untuk penyakit yang parah, konsultasi ke dokter tetap dianjurkan.
Untuk pemakaian luar, seluruh tanaman keladi tikus dicampur beberapa bahan lain, dihaluskan dan ditempelkan pada bagian yang sakit. Sedangkan, untuk pemakaian dalam, sebanyak 50 gram keladi tikus dam bahan lainnya dihaluskan, ditambah air matang, disaring dan diminum.
Beberapa penyakit bisa diatasi dengan pengobatan luar dengan keladi tikus. Contohnya saja, pertolongan pertama untuk gigitan lipan atau ular, radang kulit (pyoderma), bisul (furunculus), tumor yang berasal dari pembuluh darah (hemangioma), luka, borok, koreng, dan patek (frambusia).
Penyakit yang bisa diatasi lewat pemakaian dalam antara lain kanker payudara. Untuk penyakit ini, digunakan seluruh bagian tanaman keladi tikus, dihaluskan dan ditambah 40 cc air matang, lalu disaring. Bisa ditambahkan madu ke dalamnya. Diamkan selama 30 menit sebelum makan. Larutan itu diminum rutin tiga kali sehari. Hanya saja, bagi penderita gangguan lambung, larutan ini diminum setelah makan.

Wednesday, March 26, 2008

Keladi Tikus


Two of my friends told me that Keladi Tikus is like this. Please let me know if you have an idea.

Tuesday, March 25, 2008

Rodent Tuber


Penyakit Kanker Sudah Tidak Berbahaya Lagi Kanker tidak lagi mematikan. Para penderita kanker di Indonesia dapat memiliki harapan hidup yang lebih lama dengan ditemukannya tanaman "KELADI TIKUS" (Typhonium Flagelliforme/ Rodent Tuber) sebagai tanaman obat yang dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker dan berbagai penyakit berat lain.
Tanaman sejenis talas dengan tinggi maksimal 25 sampai 30 cm ini hanya tumbuh di semak yang tidak terkena sinar matahari langsung. "Tanaman ini sangat banyak ditemukan di Pulau Jawa," kata Drs.Patoppoi Pasau, orang pertama yang menemukan tanaman itu di Indonesia .
Tanaman obat ini telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof Dr Chris K.H.Teo,Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia. Lembaga perawatan kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu ribuan pasien dari Malaysia , Amerika, Inggris , Australia , Selandia Baru, Singapura, dan berbagai negara di dunia.
Di Indonesia, tanaman ini pertama ditemukan oleh Patoppoi di Pekalongan, Jawa Tengah. Ketika itu, istri Patoppoi mengidap kanker payudara stadium III dan harus dioperasi 14 Januari 1998. Setelah kanker ganas tersebut diangkat melalui operasi, istri Patoppoi harus menjalani kemoterapi (suntikan kimia untuk membunuh sel, Red) untuk
menghentikan penyebaran sel-sel kanker tersebut. "Sebelum menjalani kemoterapi,dokter mengatakan agar kami menyiapkan wig (rambut palsu) karena kemoterapi akan mengakibatkan kerontokan rambut, selain kerusakan kulit dan hilangnya nafsu makan," jelas Patoppoi.
Selama mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi terus berusaha mencari pengobatan alternatif sampai akhirnya dia mendapatkan informasi mengenai penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk mengobati kanker. "Saat itu juga saya langsung terbang ke Malaysiauntuk membeli teh tersebut," ujar Patoppoi yang juga ahli biologi. Ketika sedang berada di sebuah toko obat di Malaysia , secara tidak sengaja dia melihat dan membaca buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul Cancer, Yet They Live karangan Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996.

"Setelah saya baca sekilas, langsung saja saya beli buku tersebut. Begitu menemukan buku itu, saya malah tidak jadi membeli teh Lin Qi, tapi langsung pulang ke Indonesia ," kenang Patoppoi sambil tersenyum. Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium flagelliforme itu. Berdasarkan pengetahuannya di bidang biologi, pensiunan pejabat Departemen Pertanian ini langsung menyelidiki dan mencari tanaman tersebut. Setelah menghubungi beberapa koleganya di berbagai tempat, familinya di Pekalongan Jawa Tengah, balas menghubunginya. Ternyata, mereka menemukan tanaman itu di sana. Setelah mendapatkan tanama tersebut dan mempelajarinya lagi, Patoppoi menghubungi Dr. Teo di Malaysia untuk menanyakan kebenaran tanaman yang ditemukannya itu. Selang beberapa hari, Dr Teo menghubungi Patoppoi dan menjelaskan bahwa tanaman tersebut memang benar Rodent Tuber. "Dr Teo mengatakan agar tidak ragu lagi untuk menggunakannya sebagai obat," lanjut Patoppoi. Akhirnya, dengan tekad bulat dan do'a untuk kesembuhan, Patoppoi mulai memproses tanaman tersebut sesuai dengan langkah-langkah pada buku tersebut untuk diminum sebagai obat. Kemudian Patoppoi menghubungi putranya, Boni Patoppoi di Buduran, Sidoarjo untuk ikut mencarikan tanaman tersebut. "Setelah melihat ciri-ciri tanaman tersebut, saya mulai mencari dipinggir sungai depan rumah dan langsung saya dapatkan tanaman tersebut tumbuh liar di pinggir sungai," kata Boni yang mendampingi ayahnya saat itu.
Selama mengkonsumsi sari tanaman tersebut, isteriPatoppoi mengalami penurunan efek samping kemoterapi yang dijalaninya. Rambutnya berhenti rontok, kulitnya tidak rusak dan mual-mual hilang. "Bahkan nafsu makan ibu saya pun kembali normal," lanjut Boni. Setelah tiga bulan meminum obat tersebut, isteri Patoppoi menjalani pemeriksaan kankernya. "Hasil pemeriksaan negatif, dan itu sungguh mengejutkan kami dan dokter-dokter di Jakarta ," kata Patoppoi. Para dokter itu kemudian menanyakan kepada Patoppoi, apa yang diberikan pada
isterinya. "Malah mereka ragu, apakah mereka telah salah memberikan dosis kemoterapi kepada kami," lanjut Patoppoi. Setelah diterangkan mengenai kisah tanaman Rodent Tuber, para dokter pun mendukung Pengobatan tersebut dan menyarankan agar mengembangkannya. Apalagi melihat keadaan isterinya yang tidak mengalami efek samping kemoterapi yang sangat keras tersebut. Dan pemeriksaan yang seharusnya tiga bulan sekali diundur menjadi enam bulan sekali."Tetapi karena sesuatu hal, para dokter tersebut tidak mau mendukung secara terang-terangan penggunaan tanaman sebagai pengobatan alternatif," sambung Boni sambil tertawa.
Setelah beberapa lama tidak berhubungan, berdasarkan peningkatan keadaan isterinya, pada bulan April 1998, Patoppoi kemudian menghubungi Dr.Teo melalui fax untukmenginformasik an bahwa tanaman tersebut banyak terdapat di Jawa dan mengajak Dr. Teo untuk menyebarkan penggunaan tanaman ini di Indonesia. Kemudian Dr . Teo langsung membalas fax kami, tetapi mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat, karena jarak yang jauh," sambung Patoppoi. Meskipun Patoppoi mengusulkan agar buku mereka diterjemahkan dalam bahasa Indonesiadan disebar-luaskan di Indonesia, Dr. Teo menganjurkan agar kedua belah pihak bekerja sama dan berkonsentrasi dalam usaha nyata membantu penderita kanker di Indonesia.
Kemudian, pada akhir Januari 2000 saat Jawa Pos mengulas habis mengenai meninggalnya Wing Wiryanto, salah satu wartawan handal Jawa Pos,Patoppoi sempat tercengang. Data-data rinci mengenai gejala, penderitaan, pengobatan yang diulas di Jawa Pos, ternyata sama dengan salah satu pengalaman pengobatan penderita kanker usus yang dijelaskan di buku tersebut. Dan eksperimen pengobatan tersebut berhasil menyembuhkan pasien tersebut. "Lalu saya langsung menulis di kolom Pembaca Menulis di Jawa Pos," ujar Boni. Dan tanggapan yang diterimanya benar-benar diluar dugaan. Dalam sehari, bisa sekitar 30 telepon yang masuk. "Sampai saat ini, sudah ada sekitar 300 orang yang datang ke sini," lanjut Boni yang beralamat di Jl. KH. Khamdani, Buduran Sidoarjo.

Pasien pertama yang berhasil adalah penderita Kanker Mulut Rahim stadium dini. Setelah diperiksa, dokter mengatakan harus dioperasi. Tetapi karena belum memiliki biaya dan sambil menunggu rumahnya laku dijual untuk biaya operasi, mereka datang setelah membaca Jawa Pos. Setelah diberi tanaman dan cara meminumnya, tidak lama kemudian pasien tersebut datang lagi dan melaporkan bahwa dia tidak perlu dioperasi, karena hasil pemeriksaan mengatakan negatif.Berdasarkan animo masyarakat sekitar yang sangat tinggi, Patoppoi berusaha untuk menemui Dr. Teo secara langsung. Atas bantuan Direktur
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, Sampurno, Patoppoi dapat menemui Dr. Teo di Penan g , Malaysia . Di kantor Pusat Cancer Care Penang, Malaysia , Patoppoi mendapat penerangan lebih lanjut mengenai riset tanaman yang saat ditemukan memiliki nama Indonesia . Ternyata saat Patoppoi mendapat buku "Cancer, Yet They Live" edisi revisi tahun 1999, fax yang dikirimnya di masukkan dalam buku tersebut, serta pengalaman isterinya dalam usahanya berperang melawan kanker. Dari pembicaraan mereka, Dr. Teo merekomendasi agar Patoppoi mendirikan perwakilan Cancer Care di Jakarta dan Surabaya . Maka secara resmi, Patoppoi dan putranya diangkat sebagai perwakilan lembaga sosial Cancer Care Indonesia , yang juga disebutkan dalam buletin bulanan Cancer Care,
yaitu di Jl. Kayu Putih 4 No. 5, Jakarta , telp. 021-4894745, dan di Buduran, Sidoarjo.

Cancer Care Malaysia telah mengembangkan bentuk pengobatan tersebut secara lebih canggih. Mereka telah memproduksi ekstrak Keladi Tikus dalam bentuk pil dan teh bubuk yang dikombinasikan dengan berbagai tananaman lainnya dengan dosis tertentu. "Dosis yang diperlukan tergantung penyakit yang diderita," kata Boni.

Untuk mendapatkan obat tersebut, penderita harus mengisi formulir yang menanyakan keadaan dan gejala penderita dan akan dikirimkan melalui fax ke Dr. Teo. "Formulir tersebut dapat diisi disini, dan akan kami fax-kan.
Kemudian Dr. Teo sendiri yang akan mengirimkan resep sekaligus obatnya, dengan harga langsung dari Malaysia , sekitar 40-60 Ringgit
Malaysia ," lanjut Boni. "Jadi pasien hanya membayar biaya fax dan obat, kami tidak menarik keuntungan, malahan untuk yang kurang mampu, Dr.Teo bisa memberikan perpanjangan waktu pembayaran. " tambahnya.

Sebenarnya pengobatan ini juga didukung dan sedang dicoba oleh salah satu dokter senior di Surabaya, pada pasiennya yang mengidap kanker ginjal. Adadua pasien yang sedang dirawat dokter yang pernah menjabat sebagai direktur salah satu rumah sakit terbesar di Surabayaini. Pasien pertama yang mengidap kanker rahim tidak sempat diberi pengobatan dengan keladi tikus, karena telah ditangani oleh rekan-rekan dokter yang telah memiliki reputasi. Setelah menjalani kemoterapi dan radiologi, pasien tersebut mengalami kerontokan rambut, kulit rusak dan gatal, dan selalu muntah.Tetapi pada pasien kedua yang mengidap kanker ginjal, dokter ini menanganinya sendiri dan juga memberikan pil keladi tikus untuk membantu proses penyembuhan kemoterapi.

Pada pasien kedua ini, tidak ditemui berbagai efek yang dialami penderita pertama, bahkan pasien tersebut kelihatan normal. Tetapi dokter ini menolak untuk diekspos karena menurutnya, pengobatan ini belum resmi diteliti di Indonesia . Menurutnya, jika rekan-rekannya mengetahui bahwa dia memakai pengobatan alternatif, mereka akan memberikan predikat sebagai "ter-kun" atau dokter-dukun.
"Disinilah gap yang terbuka antara pengobatan konvensional dan modern," kata dokter tersebut.

Banyak hal menarik yang dialami Boni selama menerima dan memberikan bantuan kepada berbagai pasien. Bahkan ada pecandu berat putaw dan sabu-sabu di Surabaya , yang pada akhirnya pecandu tersebut mendapat kanker paru-paru. Setelah mendapat vonis kanker paru-paru stadium III, pasien tersebut mengkonsumsi pil dan teh dari Cancer Care. Hasilnya cukup mengejutkan, karena ternyata obat tersebut dapat mengeluarkan racun narkoba dari peredaran darah penderita dan mengatasi ketergantungan pada narkoba tersebut.
"Tapi, jika pecandu sudah bisa menetralisir racun dengan keladi tikus, dia tidak boleh memakai narkoba lagi, karena pasti akan timbul resistensi. Jadi jangan seperti kebo, habis mandi berkubang lagi," sambung Boni sambil tertawa.

Juga ada pengalaman pasien yang meraung-raung kesakitan akibat serangan kanker yang menggerogotinya, karena obat penawar rasa sakit sudah tidak mempan lagi. Setelah diberi minum sari keladi tikus, beberapa saat kemudian pasien tersebut tenang dan tidak lagi merasa kesakitan.

Menurut data Cancer Care Malaysia, berbagai penyakit yang telah
disembuhkan adalah berbagai kanker dan penyakit berat seperti kanker payudara, paru-paru, usus besar-rectum, liver, prostat, ginjal, leher rahim, tenggorokan, tulang, otak, limpa, leukemia, empedu, pankreas, dan hepatitis.

Jadi diharapkan agar hasil penelitian yang menghabiskan milyaran Ringgit Malaysia selama 5 tahun dapat benar-benar berguna bagi dunia kesehatan.

Bagi teman-teman yang memerlukan informasi lebih lanjut sehubungan dengan artikel "Obat Kanker" bisa menghubungi perwakilan :"Cancer Care Indonesia " beralamat di Jl. Kayu Putih 4 no.5 Jakarta , telp : 021-4894745,

Monday, March 17, 2008

Fact of Lie

The study, published in the Journal of Basic and Applied Psychology, found that 60 percent of people had lied at least once during the 10-minute conversation, saying an average of 2.92 inaccurate things.

Men lie no more than women, but they tend to lie to make themselves look better, while women are more likely to lie to make the other person feel better.

Extroverts tend to lie more than introverts, Feldman found in similar research involving a job-interview situation.

People are even more willing to lie to coworkers than they are to strangers.


Thursday, March 13, 2008

MEMIMPIN DI TENGAH KONFLIK

  Ada yang unik dan berbeda dalam edisi tutup tahun majalah Time 2002.
Tahun-tahun sebelumnya mereka memilih satu orang untuk tampil di
halaman utama sebagai Person of the Year, tapi kali ini tiga orang
sekaligus. Semuanya wanita dan kisah mereka sarat dengan pelajaran
kepemimpinan tentang konflik.

Orang pertama, Coleen Rowley, staf pengacara FBI yang mengirim memo
sensasional kepada Direktur FBI. Dia menjelaskan bahwa biro
bergengsi itu tidak menggubris surat dari kantornya di Minneapolis
sebelum 11 September untuk menginvestigasi Zacarias Moussaoui, yang
akhirnya diseret ke meja hijau sebagai salah seorang konspirator
aksi teroris tersebut.

Orang kedua, Sherron Watkins, Wakil Presiden Enron, perusahaan
terbesar ke-7 di Amerika yang bergerak di bidang energi, yang
menulis surat ke Pemimpin Enron dan melaporkan penyelewengan metode
akuntansi perusahaan tersebut. Penyelewengan itu menutup-nutupi
utang perusahaan milyaran dolar dengan skenario kontrak kerja sama
yang mencurigakan, sementara eksekutif elit Enron meraup keuntungan
pribadi dengan stock option mereka.

Orang ketiga, Cynthia Cooper, Wakil Kepala Divisi Internal Audit
WorldCom, perusahaan multinasional terbesar ke-25 di Amerika. Ia
memberitahu dewan WorldCom tentang adanya upaya sistematis untuk
menutup-nutupi kerugian perusahan sebesar 3,8 triliun dolar Amerika
melalui taktik akuntansi yang kreatif. Akhirnya, CEO WorldCom yang
sebenarnya sangat dihormati di Amerika terbukti bersalah dan
dijatuhi hukuman penjara selama enam puluh lima tahun.

Ketiga wanita itu disebut "whistle-blowers", suatu ungkapan bagi
individu yang menyingkap suatu hal yang sensitif dan disembunyikan,
sebagaimana definisi kamus Merriam-Webster. Dan dari kisah mereka,
ada pelajaran kepemimpinan dalam menghadapi konflik yang terlalu
berharga untuk tidak dihiraukan.

Konflik Internal: Penjara Ketakutan

Sebenarnya Rowley, Watkins, dan Cooper takut dengan konsekuensi yang
akan diterima setelah aksi mereka, namum mereka akhirnya memilih
untuk menyuarakan kebenaran. Mereka memutuskan untuk mendengarkan
dan menaati hati nurani daripada dipenjara oleh ketakutan mereka
sendiri. Meskipun untuk itu mereka harus membayar harga yang mahal,
seperti mengorbankan pekerjaan, kesehatan, privasi, dan keseharian
hidup mereka.

Pertanyaan utama bagi kita, apakah kita akan berdiam diri saja atau
menyuarakan kebenaran dengan hikmat bijaksana? Seperti apa yang
ditulis Martin Luther King, Jr., "Our lives begin to end the day we
become silent about things that matter."

Anda akan berempati dengan dilema yang dihadapi Rowley, Watkins, dan
Cooper bila Anda pernah berada dalam posisi mereka. Sungguh tidak
mudah, karena kita dipaksa untuk berhadapan dengan diri kita
sendiri. Bukan dengan "diri" yang kita proyeksikan di umum, namun
"diri" apa adanya. Hal itulah yang membedakan pemimpin dengan
nonpemimpin: reaksi terhadap konflik internal dalam diri kita.
Reaksi terhadap ketakutan. Meskipun demikian, bukan berarti pemimpin
tidak boleh memiliki rasa takut. Ketiga pemimpin di atas juga
ketakutan. Namun bedanya di sini, pemimpin bergelut dengan rasa
takut tersebut dan memilih untuk tidak tunduk padanya.

Hal tersebut seharusnya juga berlaku khususnya bagi pemimpin Kristen
karena ia tahu hidupnya ada di tangan Tuhan yang telah mati dan
bangkit baginya. Dan karena Allah berdaulat mutlak, maka tidak akan
ada sehelai rambut yang akan lepas dari kepala kita tanpa
sepengetahuan dan seizin Allah. Dalam pledoi yang dibacakan Romo
Sandyawan di depan majelis hakim berkaitan dengan keberpihakan dan
perjuangannya membela para korban kasus Mei 1998 dan mencari
keadilan di tengah rezim pemerintahan yang begitu korup, ia
mengucapkan kalimat-kalimat berikut:

"... maka kalau memang semua (penderitaan) ini merupakan konsekuensi
perwujudan iman saya ... dan sekarang itu berarti secara nyata saya
akan dilemparkan ke balik jeruji penjara, menjadi bagian dari
tumpukan para korban, saya siaga dan ikhlas. Memang saya merasa
lemah, namun saya tak sudi tunduk mengabdi kepada ketakutan ...."

"Saya tak sudi tunduk mengabdi kepada ketakutan." Kiranya kalimat
kristalisasi iman ini menguatkan kita dalam melakukan tugas
kepemimpinan yang kita emban.

Konflik Eksternal: Intimidasi dan Pengkhianatan

Ketabahan dan ketegaran menghadapi konsekuensi dari aksi pribadi
mereka adalah pelajaran kedua dari Rowley, Watkins, dan Cooper.
Awalnya mereka mencoba mengangkat kejanggalan dan penyimpangan yang
terjadi dalam organisasi, mereka diminta membatalkan niat tersebut
oleh atasan, bahkan diperingatkan akan risikonya terhadap masa depan
karier mereka dan implikasinya terhadap keuangan mereka.

Kepemimpinan memang identik dengan konflik. Memilih menjadi pemimpin
sama juga memilih untuk mengakrabi konflik. Karena pemimpin pada
esensinya memobilisasi orang lain untuk berubah atau bergerak dari
"status quo" menuju ke suatu tujuan yang lebih ideal. Perubahan yang
nyata selalu mengundang konflik, baik konflik internal maupun
eksternal. Inilah sebabnya mengapa kepemimpinan identik dengan
konflik.

Itu sekaligus menjelaskan mengapa jalan seorang pemimpin adalah
jalan yang sepi. "Leadership path is a lonely one." Semakin besar
tanggung jawab seorang pemimpin, semakin sepi jalan yang harus ia
lalui. Dan ketika ia mengambilnya sebagai tanggung jawab pribadi,
tindakan menyuarakan kebenaran seperti ketiga wanita di atas, hampir
pasti memunculkan resistensi.

Watkins menceritakan bahwa banyak orang yang mulai menjauhi dan
meninggalkannya. Dia merasa dikhianati. Perasaan tersebut memang
menyakitkan. Seorang penyanyi Kristen, dalam lirik lagunya tentang
pengkhianatan Yudas menulis, "Only a friend can betray a friend.
Strangers have nothing to lose." Hanya seorang sahabat yang dapat
melakukan pengkhianatan. Semakin dekat persahabatan tersebut,
semakin tajam pisau pengkhianatan menusuk ulu hati.

Tatkala Anda berpikir sedang memerjuangkan suatu kebenaran dan patut
mendapat dukungan moral, namun malah dikhianati, Anda pasti
mengalami bagaimana pergumulan yang menghasilkan keberanian tersebut
seketika hilang. Anda pun kembali dari titik awal dengan diselimuti
keragu-raguan. Apakah kebenaran ini cukup berharga untuk
diperjuangkan? Apalagi kalau ada banyak yang menjadi taruhannya.

Momen-momen penting di dalam konflik seperti di atas itulah yang
membentuk seorang pemimpin. Momen-momen tersebut kritis karena
menyentuh dan menguji fondasi karakter dan sistem nilai kita. Tanpa
melalui momen-momen tersebut, pemimpin tidak akan pernah teruji
dengan baik.

Respons Yesus terhadap pengkhianatan Yudas adalah respons yang
sangat luar biasa. Hal itu juga menjadi perbedaan signifikan yang
membedakan Yesus dengan ketiga wanita tersebut. Yesus mengetahui
sejak semula bahwa Yudas akan berkhianat, sementara Rowley, Watkins,
dan Cooper tidak pernah menyangka sahabat dan koleganya akan
mengkhianatinya. Meskipun Yesus tahu akan dikhianati, Ia tetap
melayani Yudas, membasuh kakinya, dan mengeringkannya dengan penuh
kasih. Kita patut bersyukur dengan teladan tersebut.

Ketiga wanita yang menjadi Persons of the Year tersebut tidak pernah
menyebut diri mereka sebagai pemimpin. Mereka juga tidak pernah
berambisi menjadi seorang publik figur -- kemunculan mereka ke mata
publik disebabkan apa yang mereka lakukan bocor ke tangan media.
Namun, apa yang telah mereka lakukan membuat mereka pantas
menyandang gelar pemimpin. Mereka bukan saja Persons of the Year,
tetapi juga Leaders of the Year.

Stop Global Warming


Collaboration on Climate Change takes you into a journey of Silence
We ask you to SWITCH OFF ELECTRONIC APPLIANCES FOR FOUR HOURS on 21st March 2008 at 10.00 — 14.00 hours

As a first step towards WORLD SILENT DAY 21 March 2008

You don’t have to be a superhero to tackle climate change. We can reduce green house gas emission by doing nothing!!! Through Silence. This is inspired by the Nyepi or Silent day practiced by people in Bali for many centuries, even now. For 24 hours people do not travel, work or light the lamps at night.

One Silent Day in Bali is estimated to reduce at least 20,000 tons of CO2, the largest contributor of green house gas. Please see www.worldsilentday.org

We invite you to contribute to green house gas reduction by reducing energy consumption on 21 March. SWITCH OFF YOUR ELECTRONIC APPLIANCES (computer, AC, TV, radio, cell phone, some lamps, etc) FOR 4 HOURS ONLY!!

REMEMBER 21 MARCH!!!
GIVE THE EARTH SPACE AND TIME TO BREATHE!!

Wednesday, March 12, 2008

Tips & Tricks_1

If you got an error: FIELD BUS.AREA IS A REQUIRED FIELD FOR G/L ACCOUNT in zprogram STR STO, here are steps to check:

1. FS03 -- double click on Field Status Group -- Additional Account Assignments -- Business Area -- Thick Required Entry

2. SM30 -- table ZMM_BUSS for maintain business area

3. ZCPRO_TRX -- STO_PLANT for maintain plant code


Tuesday, March 11, 2008

Maintaining Reason for Movement in SAP

Menu Path : SPRO -- IMG -- Material Management -- Inventory Management and Physical Inventory -- Movement Types -- Record Reason for Goods Movement -- Reason for Movement.

How to Create Movement Type Desc. in SAP ?

Menu Path : SPRO -- Material Management -- Inventory Management and Physical Inventory -- Movement Type -- Copy, Changes Movement Type -- Movement Type -- Short Text

Sunday, March 9, 2008

How to Create Condition Type in SAP ?

1. Create Condition Type for Purchase Order : SPRO - Material MAnagement - Purchasing - Conditions - Define Price Determination Procces - Define Condition Types

Wednesday, March 5, 2008

Quotes

When there is no SUN,we can see the EVENING STARS.-Heraclitus

Dream, Create, Explore, Invent,Pioneer, Imagine:Do these words describe what you do?-Gary Hamel

Live with Passion.Love with Abundance.Learn with Hunger.Laugh with Joy.-Dilip Mukerja.

No matter who you are, where you come from, how you got that way, you can respond, you can change, and you can live the life of your dreams.-Brooke

Great things are not done by impulse but by a series of small things brought together.-Vincent Van Gogh

It is not how many ideas you have. It is how many you make happen.Accenture ad.

Our lives are a sum total of the choices we have made.

Tuesday, March 4, 2008

Wisdom_01

Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati
A wholesome tongue is a tree of life: but perverseness therein is a breach in the spirit.

Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.
A wrathful man stirreth up strife: but he that is slow to anger appeaseth strife.

Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian.
Better is a dinner of herbs where love is, than a stalled ox and hatred therewith.

Song that bless me very much

KASIH SETIA-MU YANG KURASAKAN
Sing By DR.Niko
KASIH SETIA-MU YANG KURASAKAN
LEBIH TINGGI DARI LANGIT BIRU
KEBAIKAN-MU YANG TELAH KAU NYATAKAN
LEBIH DALAM DARI LAUTAN

BERKAT-MU YANG TELAH KUTERIMA
SEMPAT MEMBUATKU TERPESONA
APA YANG TAK PERNAH KUPIKIRKAN
ITU YANG KAU SEDIAKAN BAGIKU

Reff:
SIAPAKAH AKU INI TUHAN
JADI BIJI MATA-MU
DENGAN APAKAH KUBALAS TUHAN
SLAIN PUJI DAN SEMBAH KAU

Inside My MM-SAP

1. One of my SAP-friend asked me where the Variance Keys is.
The anwer is : MaterialMaster - Costing 1 View

2. I got an error message in TP transaction
The error was : material...DEFICIT....KG..
Lily and Hendry told me that the problem came from The digit of Alternate Unit of measure.
Buom = KG
Auom1 = MC
Auom2 = IC, for example :
based on 1 MC = 10,884 KG, 1 MC = 6 IC then setting mat. master =1 IC = 1,824 KG ==> that was wrong way, it will cause deficit ...
it should be : based on 1 IC =...?..KG then setting = 1 MC =...?..KG